Pasuruan – Percepatan Vaksinasi Covid – 19 di Jawa Timur terus dikebut menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Upaya ini dilakukan untuk menggenjot capaian vaksinasi, terutama vaksin dosis ketiga atau booster yang masih jauh tertinggal secara rasio vaksinasi nasional. Untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan Vaksin di bulan
Masjid Jami' Al Anwar, hasil potretan saya Setiap kota / kabupaten pastinya memiliki Masjid Jami’ dalam bahasa Arab, kata Jami’ itu sendiri berarti umum’ atau publik’. Masjid Jami’ biasanya berukuran besar dan seringkali disebut Masjid Agung. Letaknya kebanyakan berada di pusat kota karena memang fungsinya yang dipergunakan untuk khalayak ramai. Masjid Jami’ sangatlah terkenal, bahkan menjadi simbol tersendiri untuk suatu daerah. Kalau di kota saya, Pasuruan, Masjid Jami’ Al Anwar namanya. potret dari kim Letak Masjid Jami’ Al Anwar Kota Pasuruan berada di tengah kota, di depan alun-alun. Tepatnya di antara Jalan Niaga dan Jalan Nusantara. Kedua jalan ini merupakan pusatnya pertokoan, mau cari apa saja ada di toko-toko di kedua jalan ini. Pun pusatnya hiburan warga. Keberadaan Masjid Jami’ Al Anwar layaknya memberi peringatan bahwa sesibuk apapun urusan duniawi bekerja, belanja dan bersenang-senang jangan sampai lalai ibadah kepada Allah. potret dari atas, ambil dari infopasuruan Masjid terbesar ini berada di daerah yang didiami oleh keturunan Arab dan Cina, namun keduanya hidup berdampingan dengan damai. Kebanyakan para pemilik toko di sekitar masjid adalah keturunan Cina, sedangkan keturunan Arab mendiami perumahan di sekitar masjid, yang biasanya ada di belakang toko. Ada juga beberapa keturunan Arab yang punya toko baju, minyak wangi dan kitab / buku-buku Islami. Mengapa banyak pendatang? Karena dulunya zaman penjajahan Belanda Pasuruan adalah pusat perdagangan dan pusat kota kemudian didiami oleh kedua keturunan tersebut. denah lokasi masjid Sejarah dan Keistimewaan Masjid bercorak Timur tengah ini dibangun sekitar 5 abad lalu oleh Adipati Nitiadiningrat I, Bupati Pasuruan kala itu. Dulunya di masa pemerintahan Belanda, kota dan kabupaten Pasuruan memang menjadi satu pemerintahan, maka tak heran apabila hingga kini masih ada beberapa perkantoran Kabupaten Pasuruan yang berada di Kota Pasuruan. Nah, pembangunan masjid ini dibantu oleh Kyai Hasan Sanusi atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Slagah, salah satu tokoh pejuang Islam di Pasuruan. Kota Pasuruan yang dikenal sebagai kota santri, memiliki banyak Pondok Pesantren. Salah satu yang terkenal ialah Pondok Pesantren Salafiyah yang berada di Jalan Jawa, area belakang Masjid Jami’ Al Anwar Pasuruan. Maka jangan heran apabila di Pasuruan banyak ditemukan lelaki bersarung dan berpeci putih, walau bukan di jam ibadah ataupun di hari besar Islam. Warga Pasuruan menjunjung tinggi syariat Islam, sangat tunduk pada Kyai, bahkan pada yang telah wafat sekalipun. diambil dari kalender, potret para Habib dan walikota Pasuruan pojok kiri Makam tokoh legenda seperti Mbah Slagah yang berada di sebelah stadion Untung Suropati Kota Pasuruan sekitar 3 Km dari alun-alun, seringkali dikunjungi para peziarah. Apalagi makam Kyai Hamid, guru besar pondok Salafiyah, yang berada di area makam belakang Masjid Jami’ Al Anwar. Peziarahnya bukan saja dari dalam kota, kebanyakan dari kabupaten dan bahkan kota-kota lain di dalam dan luar Jawa Timur. Bagi peziarah, Kyai Hamid layaknya para wali sejati, berkharisma besar. Beliaulah tiang penyangga masyarakat, saka guru moralitas. Semasa hidupnya, Beliau adalah teladan, panutan, dan dipuja dimana-mana walaupun secara pribadi Beliau tidak suka bahkan marah jika ada orang yang mengkultuskannya. Selain kedua tokoh tersebut, ada juga makam Habib Ja’far As-Segaf, salah satu wali terkemuka Pasuruan yang juga guru spritual Kyai Hamid. Hingga kini keturunan Kyai As-Segaf rutin mengadakan pengajian di malam Rabu Reboan, di malam Jumat legi dan pada Minggu pagi. Kemudian masih ada banyak makam yang sering dikunjungi peziarah, seperti makam Syekh Ahmad Qusyairi bin Shiddiq, Kiai Nitiadiningrat I sampai Kiai Nitiadiningrat IV generasi Bupati Pasuruan atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Pasuruan dengan sebutan Mbah Surga-Surgi, dan beberapa ulama lainnya. Itulah sebabnya masjid ini menjadi salah satu tujuan wajib bagi para peziarah yang datang dari berbagai daerah, bahkan termasuk salah satu tujuan wisata religi bagi para peziarah Wali Songo. Keistimewaan masjid seluas 3000 m2 yang dibangun di atas tanah seluas 3600 m2 itu membuat komplek Masjid Jami’ Al Anwar tidak pernah sepi sepanjang siang dan malam, khususnya pada bulan Ramadhan. Apalagi karena juga adanya kegiatan pengajian rutin, penentram hati setiap insan. Masjid ini telah beberapa kali mengalami pemugaran, namun tidak sedikitpun merusak keindahannya. Kebanyakan ornamennya adalah kaligrafi Arab dalam bentuk-geometris, dan hampir semua ornamen di dinding masjid ini masih asli seperti sejak saat didirikannya. Sayangnya untuk sholat di sana, para wanita menempati area yang menurut saya sangatlah kecil. Letaknya di sebelah utara, dengan tempat wudhu di lantai 1 dan sholatnya di lantai 2. Para wanita dilarang masuk dan menikmati keindahan di dalam masjid, tempat para pria sholat. Yaaa seperti prinsip pondok Shalafiyah, pria dan wanita harus terpisah, karenanya ada juga mushola khusus wanita yang letaknya di selatan masjid. Jadi, mohon maaf kalau saya tidak menampilkan potret ornamen di dalam masjid, hanya bisa tulis ceritanya saja. denah masjid Yang ada di sekitar masjid - Alun-alun Saya pernah menulis tentang Wisata Murah Pasuruan yang salah satu tempatnya adalah di alun-alun Kota Pasuruan. Kebetulan masjid Jami’ dan alun-alun berhadapan, seperti pada aturan Jawa kalau di depan alun-alun sebagai pusat kegiatan masyarakat, harus ada masjidnya. Untuk masuk ke alun-alun yang asri tanpa tiket masuk, gratis tis dan bisa sepuasnya menikmati segala fasilitas di sana. Pengunjung alun-alun adalah para peziarah yang usai sholat di masjid dan berdoa di makam para wali di area makam belakang masjid, serta penduduk lokal yang mengajak para buah hati berekreasi. pintu masuk dari arah timur pintu barat langsung merah ke masjid tugu alun-alun di malam hari Saya sekeluarga sering main di alun-alun. Letaknya strategis, mau apa saja dan melakukan apa saja selama positif bisa. Di sana banyak permainan yang bisa dicoba. Untuk yang membawa permainan sendiri seperti bola sepak, voli, bulu tangkis, mobil-mobilan, sepeda bisa dimainkan di area alun-alun yang luas. Ada juga persewaan scooter dan mobil-mobilan anak. Pun becak gowes dengan lampu warna-warni yang disewakan Rp dan bisa dinikmati oleh 4 – 6 orang dewasa. Mau yang lebih murah? Ada kereta kelinci yang membawa kita berkeliling sampai pelabuhan Kota Pasuruan. - Pusat Pertokoan Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, Masjid Jami’ Al Anwar Kota Pasuruan dikelilingi oleh pertokoan. Ada toko kain, baju, makanan-minuman, alat-alat rumah tangga, buku, kantor pos dan sebagainya. Salah satu toko kain yang terkenal namanya Pasifik, Mama saya hobi belanja di sana, murah sih. Kalau toko alat rumah tangga namanya Piala, ada banyak diskon juga. Kalau saya sukanya main ke Giant, salah satu market yang berada di kawasan Mall Poncol. Sekedar informasi, nih. Dulunya mall di Kota Pasuruan bentuknya horizontal, yakni toko-toko sepanjang jalan Niaga dan jalan Nusantara. Ada juga pertokoan yang mengitari alun-alun, kawasan tersebut namanya Poncol. Kemudian sekitar tahun 2005, ada pergusuran pedagang kaki lima. Mereka yang berjualan mengitari alun-alun kemudian dipindahkan ke ruko setinggi 3 lantai, yang kemudian dinamakan Mall Poncol. Letaknya di selatan masjid. Nah, didepan Mall Poncol kemudian didirikan Giant, market pertama yang terkece di kota ini. - Makanan Ketika siang hari, pedagang makanan di sekitar masjid hanyalah warung-warung kecil penyedia nasi bungkus. Untuk camilannya hanya ada bakso, bipang dan cilok pentol yang lebih banyak tepung kanjinya dibanding daging sapinya. Saya rasa bipang adalah oleh-oleh yang wajib dibawa oleh para pendatang. Harganya murah meriah, hanya Rp sudah dapat setumpuk bipang. Oiya, bipang ini rasanya sangat legit. Terbuat dari beras yang dikembangkan seperti pop corn, lau ada gula cair yang menyatukan butiran-butiran kembangan-beras dan melekat menjadi balok. Renyah, manis, enak! salah satu bipang Pasuruan, mereknya Jangkar inilah sang bipang saya makan bipang, kamu? Nah, kalau malam, suasananya berubah. Mau makan apa saja tersedia! Syaratnya harus berada di atas jam 9 malam, ketika para Satpom PP meninggalkan kawasan masjid Jami’. Ada pedagang penjual nasi goreng, mi goreng, lontong kupang, tahu campur, warung kopi dan masih banyak lagi. Makanan yang paling disuka Mama saya namanya lontong kupang. Mungkin daerah lain di Jawa Timur juga memiliki makanan serupa, namun Lontong Kupang Pasuruan memiliki rasa yang khas. Terbuat dari petis yang berbeda dengan lainnya karena rasnaya yang manis asin, dan kuahnya yang bening namun tanpa rasa amis. Harganya hanya Rp sudah plus 3 tusuk sate kerang juga. Jangan lupa minum degan usai menyantapnya yaaa... setidaknya bisa mengurangi kolesterol. kupang kesukaan Mama sate kerang kesukaan saya tanpa cabai Cara Tempuh Letak Masjid Jami’ Al Anwar yang berada di tengah kota memudahkan bagi para pelancong untuk mengunjunginya. Bagi mereka yang melakukan perjalanan dari Kota Surabaya dengan naik bus umum, bisa turun di Kumala, sebelum terminal lama. Dari Kumala, menyebrang jalan ke arah selatan dan jalan kaki sekitar 300 meter. Bagi yang melakukan perjalanan menggunakan bus pariwisata, harap memarkir busnya di Parkir Wisata yang letaknya di terminal lama Kota Pasuruan. Dari Parkir Wisata, pelancong bisa berjalan kaki ke arah barat, jaraknya sekitar 700 meter. Lebih enak sih naik becak wisata, bisa hingga 3 orang kalau bdannya tidak terlalu besar dan bayar hanya Rp kalau bisa nego. Naik angkot juga boleh, pilih yang jurusan E1, D1, atau D3. Bayarnya hanya Rp per orang. Nanti bilang ke Pak Sopir, “Turun Masjid Jami’ ya, Pak...” Kalau yang naik mobil pribadi atau motor, boleh memarkir kendaraannya di sekitar alun-alun. Paling bagus sih di seberang masjid, sebab uang parkirnya Rp untuk mobil dan Rp untuk motor disumbangkan untuk pembangunan masjid. Nah, itu tadi sekelumit seputar Masjid Jami’ Al Anwar Kota Pasuruan. Silakan berkunjung ke sini, ya... Saya tunggu loh!
PembatasanKawasan Alun-alun Kota Pasuruan Diberlakukan Mulai Hari Ini. WARTABROMO TV. 10:07. 14.Indahnya Kota Jakarta di Malam Hari 2019, Pesona Pemandangan Jakarta City Saat Malam Hari - MotoVlog_2. Bung Didik. 3:45. Jakarta 2019 Drone Malam Hari ,Kuningan Jakarta Selatan - Video Kota Jakarta Malam Hari.
BILA menilik sejarahnya, alun-alun sangat mungkin sudah ada sejak zaman pra kolonial. Tepatnya semasa kepulauan Nusantara masih terkotak-kotak dalam bentuk kerajaan. Dan, Alun-alun Kota Pasuruan juga sangat mungkin sudah melalui tiga masa sekaligus prakolonial, kolonial, dan pascakolonial. Konon, dulunya alun-alun menjadi tempat yang paling penting dalam suatu daerah. Yang utama, difungsikan menjadi pusat latihan perang bala pasukan kerajaan. Karenanya, bentuk alun-alun pada masa itu sangat berbeda dengan sekarang. Hanya sebuah lahan lapang yang berada di pusat pemerintahan. Namun, memang tidak ada literatur yang secara khusus menceritakan kondisi Alun-alun Kota Pasuruan pada masa itu. Baru pada masa kekuasaan Bupati Pasuruan Nitiadiningrat I, di sebelah barat alun-alun itu dibangun Masjid Agung Al-Anwar. Masjid itu dibangun oleh Mbah Slagah atas permintaan Nitiadiningrat I. RAMAH WARGA Alun-alun Kota Pasuruan sekarang menjadi tempat wisata yang nyaman bagi wisatawan maupun warga kota sendiri. Mokhamad Zubaidillah/Radar Bromo Selepas itu, alun-alun menjadi kawasan ruang sipil. Terkadang menjadi tempat diselenggarakannya sayembara. Sesekali juga menjadi tempat upacara perayaan bagi masyarakat. Bahkan, pemerhati sejarah Budiman Suharjono menyebut pada 1929, alun-alun sudah menjadi pusat keramaian. Saat itu digelar pasar malam yang dinamakan Pasar Malem Tiong Hwa Hwee Kwan. ”Kemungkinan berlokasi di Alun-Alun Kota Pasuruan karena desain pintu gerbangnya sangat mirip dengan desain yang ada di alun-alun,” kata Budiman. BILA menilik sejarahnya, alun-alun sangat mungkin sudah ada sejak zaman pra kolonial. Tepatnya semasa kepulauan Nusantara masih terkotak-kotak dalam bentuk kerajaan. Dan, Alun-alun Kota Pasuruan juga sangat mungkin sudah melalui tiga masa sekaligus prakolonial, kolonial, dan pascakolonial. Konon, dulunya alun-alun menjadi tempat yang paling penting dalam suatu daerah. Yang utama, difungsikan menjadi pusat latihan perang bala pasukan kerajaan. Karenanya, bentuk alun-alun pada masa itu sangat berbeda dengan sekarang. Hanya sebuah lahan lapang yang berada di pusat pemerintahan. Namun, memang tidak ada literatur yang secara khusus menceritakan kondisi Alun-alun Kota Pasuruan pada masa itu. Baru pada masa kekuasaan Bupati Pasuruan Nitiadiningrat I, di sebelah barat alun-alun itu dibangun Masjid Agung Al-Anwar. Masjid itu dibangun oleh Mbah Slagah atas permintaan Nitiadiningrat I. RAMAH WARGA Alun-alun Kota Pasuruan sekarang menjadi tempat wisata yang nyaman bagi wisatawan maupun warga kota sendiri. Mokhamad Zubaidillah/Radar Bromo Selepas itu, alun-alun menjadi kawasan ruang sipil. Terkadang menjadi tempat diselenggarakannya sayembara. Sesekali juga menjadi tempat upacara perayaan bagi masyarakat. Bahkan, pemerhati sejarah Budiman Suharjono menyebut pada 1929, alun-alun sudah menjadi pusat keramaian. Saat itu digelar pasar malam yang dinamakan Pasar Malem Tiong Hwa Hwee Kwan. ”Kemungkinan berlokasi di Alun-Alun Kota Pasuruan karena desain pintu gerbangnya sangat mirip dengan desain yang ada di alun-alun,” kata Budiman. Artikel Terkait
Menurutmantan PJ Kades Bucor Wetan, Kecamatan Pakuniran ini, perempuan tersebut juga kerap ditemui mandi saat malam hari di air mancur Alun-alun Kota Kraksaan. Namun baru pada Rabu (9/12/2020) malam kepergok warga. “Sebelum-sebelumnya memang sering, tapi kalau malam hari jarang ada yang mengambil video, lagian juga semalam hujan.
Alun-alun Pasuruan Harga Tiket Masuk Gratis. Jam Buka 24 Jam. Nomor Telepon -. Alamat / Lokasi Jl. Alun-Alun Sel., Kebonsari, Panggungrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia, 67116. Berwisata ke alun-alun adalah kegiatan rekreasi yang bisa terjangkau untuk semua kalangan. Di kota besar maupun kecil, alun-alun selalu bisa jadi pilihan wisata. Begitu juga Alun-Alun Pasuruan yang berada di Pasuruan, Jawa Timur. Alun-Alun Pasuruan menawarkan ruang bagi publik untuk beragam aktivitas. Selain rekreasi, kawasan ini juga berada di pusat kota dengan banyak daya tarik lainnya. Jika ingin mendapatkan pesona Kota Santri ini, wisata ke alun-alun layak menjadi pilihan. Tiket Masuk Untuk memasuki kawasan alun-alun, pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Bagi yang membawa kendaraan pribadi cukup menyiapkan uang untuk parkir. Karenanya, alun-alun ini cocok sebagai destinasi wisata keluarga minim biaya. Tiket Masuk Tiket Masuk Gratis Baca Juga 12 Tempat Wisata Terbaik di Pasuruan Jam Buka Alun-alun bisa dikunjungi kapan saja. Kawasan ini merupakan pusat kota yang selalu ramai sepanjang hari. Waktu paling tepat untuk berkunjung adalah di pagi hari atau sore hari. Jam Operasional Setiap Hari 24 Jam Daya Tarik Alun-Alun Pasuruan Alun-Alun Pasuruan merupakan ruang publik di pusat Kota Pasuruan yang menjadi salah satu ikon kota – Foto Google Maps/Agus Salim Kota Pasuruan memiliki sejarah panjang sebagai salah satu kota pelabuhan di pesisir Jawa Timur. Kota ini juga terkenal sebagai Kota Santri dengan suasana religi yang kental. Berwisata di Alun-Alun Pasuruan bisa jadi pembuka atau penutup liburan yang manis di kota ini. Seperti alun-alun pada umumnya, Alun-Alun Pasuruan berperan sebagai ruang terbuka. Selain itu, tempat ini juga menjadi salah satu ikon penting bagi Pasuruan. Tidak hanya pariwisata, alun-alun ini juga menjadi pusat aktivitas religi dan ekonomi yang populer. Baca Juga TAMAN SAFARI Prigen Tiket & 10 Wahana Seru Suasana Alun-Alun Suasana asri dan sejuk dari taman di kawasan alun-alun – Foto Google Maps/Fitroni Zuhdi Alun-Alun Pasuruan merupakan tanah lapang dengan luas mencapai meter persegi. Area berbentuk bujur sangkar ini memanjang dari selatan ke utara. Lapangan ini terbagi menjadi delapan oleh jalur pedestrian yang memusat ke tengah. Bagian ikonik alun-alun ini terletak pada gerbangnya. Terdapat dua gerbang yang berdiri di sisi barat dan timur. Salah satunya berada tepat di seberang Masjid Jami Al-Anwar yang juga merupakan ikon lain kota ini. Di bagian tengah lapangan, terdapat sebuah tugu yang dikelilingi air mancur. Tugu ini merupakan monumen untuk memperingati perjuangan masyarakat Pasuruan di zaman kolonial. Di sekitar tugu, terdapat tanaman hias yang disusun dalam sebuah struktur segi lima. Di antara tiap-tiap jalur pedestrian yang melintang, terdapat hamparan rumput dengan pepohonan. Sejumlah bangku taman dari besi tersebar di area yang teduh. Salah satu sudutnya berlapis rumput sintetis dan memiliki wahana bermain anak-anak. Baca Juga AGROWISATA BHAKTI ALAM Tiket & Wahana Pusat Kota Pasuruan Masjid Jami Al-Anwar, tempat ibadah sekaligus destinasi wisata religi yang bersejarah – Foto Google Maps/Zainul Abidin Alun-alun merupakan wajah sekaligus pusat kegiatan bagi suatu kota. Begitu juga Alun-Alun Pasuruan yang terletak di pusat kota. Kawasan ini memiliki denah alun-alun tradisional khas masa kolonial. Hal ini terlihat dari adanya fasilitas umum yang ada di sekitarnya. Di sisi barat, terdapat Masjid Jami Al-Anwar. Sisi utara merupakan kantor bupati sekaligus pendopo. Sementara sisi selatan terdapat pasar atau pusat perekonomian. Sisi timur kawasan ini berdiri bank dan kantor-kantor penting lainnya. Kawasan alun-alun juga terdapat area pedagang kaki lima. Keberadaan PKL ini tidak lepas dari alun-alun yang tak pernah sepi wisatawan. Selain alun-alun, Masjid Al-Anwar juga selalu ramai oleh para pelancong. Mayoritas wisatawan datang untuk berziarah ke Makam KH. Abdul Hamid yang berada di belakang masjid. Baca Juga SAYGON Waterpark Tiket & Wahana Destinasi Rekreasi Murah-Meriah Pengunjung menikmati berbagai aktivitas rekreasi di salah satu sudut alun-alun – Foto Google Maps/Muhammad Basri Alun-Alun Pasuruan biasanya menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat Pasuruan. Pengunjung bisa menikmati udara segar dengan berjalan-jalan atau duduk di kawasan ini. Adanya fasilitas wahana bermain anak membuat alun-alun cocok sebagai tempat rekreasi keluarga. Selain itu terdapat pemandangan unik di sekitar taman kota ini. Di dekat air mancur, terdapat sebuah rumah kayu kecil dengan tiang-tiang penyangga. Benda ini tidak lain adalah rumah bagi burung dara yang berkeliaran di sekitar alun-alun. Kawanan burung ini ramah terhadap pengunjung, terutama jika diberi makan. Tidak sedikit pengunjung yang berolahraga di sini. Jalur pedestrian yang ada menyediakan rute yang cukup panjang untuk jogging. Meski tidak tersedia peralatan fitness outdoor, namun banyak ruang untuk beraktivitas. Pengunjung bisa melakukan senam, yoga, hingga badminton di area terbukanya. Para PKL yang terdapat di kawasan sekitar alun-alun juga melengkapi kegiatan wisata di sini. Beragam jenis makanan dan minuman dijajakan untuk mengisi perut. Tidak hanya kuliner, barang-barang seperti mainan anak dan pakaian pun ada. Baca Juga Kebun Raya Purwodadi Tiket & Aneka Taman Keren Wisata Religi Masjid Al-Anwar Makam tokoh KH. Abdul Hamid yang selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah – Foto Google Maps/Marsuli MarsuNi Bagi wisatawan muslim, sayang jika meninggalkan Alun-Alun Pasuruan tanpa mampir ke Masjid Jami Al-Anwar. Masjid besar di seberang alun-alun ini merupakan tempat ibadah yang bersejarah. Arsitekturnya tampak selaras dengan desain gerbang alun-alun yang megah. Usia masjid ini sudah mencapai lebih dari 3 abad. Namun, tujuan utama wisatawan biasanya bukanlah masjid ini. Destinasi wisata religi yang sebenarnya adalah Makam KH. Abdul Hamid. Peziarah makam ini membawa tujuan yang bermacam-macam, seperti berdoa ataupun bertawassul. Untuk menuju ke lokasi makam, wisatawan akan melewati gang kecil di samping masjid. Gang ini juga penuh dengan kios para pedagang parfum hingga peci. Ada juga Musala Al-Anwar yang peruntukannya bagi para wanita. Fasilitas Alun-Alun Pasuruan Fasilitas yang tersedia di alun-alun ini antara lain area parkir, bangku taman, dan wahana bermain anak-anak. Tempat ini juga memiliki air mancur dan rumah burung. Di sekitar alun-alun terdapat PKL, pertokoan, dan pusat perbelanjaan. Alun-Alun Pasuruan berada di Jalan Alun-Alun, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Wisatawan dapat mencapai lokasinya dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Transportasi umum yang melintasi alun-alun ini yaitu angkutan D1.
MURIANEWS Semarang – Kuliner Malam Kauman Semarang yang berada di kawasan Kauman di Jalan Alun-Alun Barat, Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mulai dibuka kembali Jumat (15/7/2022) sore ini. Kuliner yang berada di sekitaran kawasan Masjid Agung Semarang tersebut rencananya akan dibuka tiga
Kota Pasuruan - Revitalisasi kawasan alun-alun dan pembangunan 'payung Madinah' di depan Masjid Al-Anwar disebut mampu mendongkrak kunjungan wisatawan di Kota Pasuruan. Tapi banyak pengujung yang kecele saat datang ke Masjid Al-Anwar karena payung itu dalam keadaan payung Madinah di Alun-alun Kota Pasuruan itu memang terjadwal. Nah, supaya tidak kecewa datang jauh-jauh tapi tidak bisa menikmatinya, simak jadwal buka tutup Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Disparpora Kota Pasuruan Akung Novayanto mengatakan bahwa payung Madinah sejatinya belum diresmikan. Namun pihaknya sudah mengoperasikan payung itu sehingga sudah berfungsi sebagaimana mestinya. "Belum ada peresmian, tapi setiap hari kami buka payungnya," kata Akung, Jumat 24/2/2023.Akung menjelaskan payung dibuka mulai pukul WIB hingga pukul WIB. Sehingga di malam hari payung itu sudah dalam kondisi Madinah di Alun-alun Kota Pasuruan. Foto Muhajir Arifin/detikJatim"Setiap hari kami buka, mulai pukul 8 pagi sampai 3 sore," jelas bertahun-tahun kawasan Alun-alun Kota Pasuruan dikunjungi ribuan orang baik dari dalam kota maupun luar kota. Sebagian besar pengunjung datang untuk berziarah ke Makam KH Abdul Hamid Mbah Hamid.Tidak sedikit pengunjung yang datang untuk berjalan-jalan. Potensi kunjungan yang besar itu oleh Pemkot Pasuruan coba ditingkatkan agar semakin berdampak pada perekonomian warga. Karena itu revitalisasi alun-alun alun-alun dipercantik, kawasan wisata religi makam ditata, dan puncaknya pembangunan enam payung besar yang lebih familier disebut payung Madinah di depan Masjid Agung revitalisasi sangat signifikan. Pengunjung semakin banyak, ekonomi makin bergerak kencang. Becak wisata semakin laris dan pedagang diuntungkan dengan kota yang semakin ramai. Simak Video "Viral Aksi Warga Evakuasi Mobil Google Maps yang Nyasar ke Kebun Tebu" [GambasVideo 20detik] dpe/fat
SaatMalam Hari Foto By @alinpratama_ Seperti yang sudah disebutkan bahwa ketika malam hari terutama saat akhir pekan kawasan wisata Alun-alun Batu ini akan sangat ramai oleh para pengunjung. Hal ini disebabkan ada banyak hal. Salah satunya adalah di malam hari para masyarakat tentu saja sudah pulang dari kerja sehingga banyak waktu luang.
PASURUAN, Radar Bromo – Operasi wajah Alun-alun Kota Pasuruan belum tuntas sepenuhnya. Pemkot Pasuruan merencanakan proyek lanjutan revitalisasi kawasan tersebut. Hanya saja, sentuhan yang akan dilakukan di tahun kedua ini tidak sebesar tahun lalu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan Samsul Rizal mengatakan, pekerjaan lanjutan kali ini akan menyempurnakan revitalisasi alun-alun yang sudah dimulai tahun lalu. Mengingat sentuhan terhadap kawasan yang dibuat wisata religi terintegrasi itu memang direncanakan secara menyeluruh. Sejauh ini, Rizal mengklaim sudah banyak perubahan wajah alun-alun. “Tahun lalu memang pekerjaan mayornya. Sekarang tinggal melanjutkan saja untuk menyempurnakan yang belum tersentuh,” bebernya. Dalam proyek lanjutan nanti, lanjut Rizal, pihaknya akan fokus pada tugu yang berada tepat di tengah alun-alun. Mengingat bangunan itu merupakan ikon yang statusnya adalah cagar budaya. Sehingga harus tetap dipertahankan dan selalu dirawat. “Kemarin hanya berupa pengecatan saja mengikuti konsep alun-alun secara umum. Ke depan Kami akan coba membuat agar tugu itu semakin menarik perhatian pengunjung,” ujarnya. Misalnya dengan menambahkan lampu sorot yang memancar setinggi bangunan tugu. Dengan begitu, obyek cagar budaya tersebut bisa tampak indah sekalipun di malam hari. Di samping itu, dengan anggaran sekitar Rp 750 juta, revitalisasi lanjutan di alun-alun juga untuk melengkapi sarana penunjang. “Termasuk yang ingin kami sediakan di sana adalah sumber penyiraman taman,” terang Rizal. PASURUAN, Radar Bromo – Operasi wajah Alun-alun Kota Pasuruan belum tuntas sepenuhnya. Pemkot Pasuruan merencanakan proyek lanjutan revitalisasi kawasan tersebut. Hanya saja, sentuhan yang akan dilakukan di tahun kedua ini tidak sebesar tahun lalu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan Samsul Rizal mengatakan, pekerjaan lanjutan kali ini akan menyempurnakan revitalisasi alun-alun yang sudah dimulai tahun lalu. Mengingat sentuhan terhadap kawasan yang dibuat wisata religi terintegrasi itu memang direncanakan secara menyeluruh. Sejauh ini, Rizal mengklaim sudah banyak perubahan wajah alun-alun. “Tahun lalu memang pekerjaan mayornya. Sekarang tinggal melanjutkan saja untuk menyempurnakan yang belum tersentuh,” bebernya. Dalam proyek lanjutan nanti, lanjut Rizal, pihaknya akan fokus pada tugu yang berada tepat di tengah alun-alun. Mengingat bangunan itu merupakan ikon yang statusnya adalah cagar budaya. Sehingga harus tetap dipertahankan dan selalu dirawat. “Kemarin hanya berupa pengecatan saja mengikuti konsep alun-alun secara umum. Ke depan Kami akan coba membuat agar tugu itu semakin menarik perhatian pengunjung,” ujarnya. Misalnya dengan menambahkan lampu sorot yang memancar setinggi bangunan tugu. Dengan begitu, obyek cagar budaya tersebut bisa tampak indah sekalipun di malam hari. Di samping itu, dengan anggaran sekitar Rp 750 juta, revitalisasi lanjutan di alun-alun juga untuk melengkapi sarana penunjang. “Termasuk yang ingin kami sediakan di sana adalah sumber penyiraman taman,” terang Rizal. Artikel Terkait
TRIBUNNEWSDEPOKCOM, TAPOS-- Info terkini cuaca Depok Kamis (28/7/2022) diperkirakan bakal terjadi hujan disertai petir pada sore hari.. Informasi cuaca Depok dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG juga menyebutkan bahwa potensi hujan disertai angin kencang dan petir pada rentang waktu antara sore hingga malam hari juga bakal
PASURUAN, Radar Bromo – Wajah baru Alun-alun Kota Pasuruan mulai menjadi primadona masyarakat. Setiap hari, selalu berdatangan pengunjung dari dalam dan luar kota. Pagi, siang, sore, sampai malam. Padahal, perombakan wajah face off alun-alun masih akan berlanjut. Revitalisasi alun-alun dimulai pada 2022 lalu. Baru meliputi penambahan gapura di sisi selatan dan utara. Kemudian mengganti lantai jalur pedestrian dengan granit. Ditambah beberapa lampu taman. Bagian tengah alun-alun juga lebih luas karena kolam ikan yang mengelilingi tugu sudah dibongkar. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan Samsul Rizal mengungkapkan, revitalisasi alun-alun memang sengaja dilakukan secara bertahap. Tahun lalu, sebagian besar pekerjaan sudah dirampungkan. ”Tahun ini penyempurnaan,” katanya. Karena itu, anggaran yang dipakai untuk melanjutkan revitalisasi kawasan tersebut tidak sebesar tahun lalu. Pemkot Pasuruan mengalokasikan dana sekitar Rp 756 juta dalam APBD 2023. Menurut Rizal, anggaran tersebut nantinya dipakai untuk mempercantik kawasan alun-alun yang sudah di-face off. ”Seperti di titik tengah bagian tugu itu rencananya kami buatkan lampu sorot atau lampu berjalan sebagai hiasan saat malam hari,” jelas Rizal. Di samping itu, sejumlah sudut jalur pedestrian akan dilengkapi dengan dekorasi pergola atau semacam gapura mini. Beberapa titik juga akan ditambah dengan lampu-lampu taman untuk menambah estetika. Belum lagi fasilitas bangku-bangku taman. Pengunjung dipastikan lebih leluasa dan nyaman untuk menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau RTH tersebut. PASURUAN, Radar Bromo – Wajah baru Alun-alun Kota Pasuruan mulai menjadi primadona masyarakat. Setiap hari, selalu berdatangan pengunjung dari dalam dan luar kota. Pagi, siang, sore, sampai malam. Padahal, perombakan wajah face off alun-alun masih akan berlanjut. Revitalisasi alun-alun dimulai pada 2022 lalu. Baru meliputi penambahan gapura di sisi selatan dan utara. Kemudian mengganti lantai jalur pedestrian dengan granit. Ditambah beberapa lampu taman. Bagian tengah alun-alun juga lebih luas karena kolam ikan yang mengelilingi tugu sudah dibongkar. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan Samsul Rizal mengungkapkan, revitalisasi alun-alun memang sengaja dilakukan secara bertahap. Tahun lalu, sebagian besar pekerjaan sudah dirampungkan. ”Tahun ini penyempurnaan,” katanya. Karena itu, anggaran yang dipakai untuk melanjutkan revitalisasi kawasan tersebut tidak sebesar tahun lalu. Pemkot Pasuruan mengalokasikan dana sekitar Rp 756 juta dalam APBD 2023. Menurut Rizal, anggaran tersebut nantinya dipakai untuk mempercantik kawasan alun-alun yang sudah di-face off. ”Seperti di titik tengah bagian tugu itu rencananya kami buatkan lampu sorot atau lampu berjalan sebagai hiasan saat malam hari,” jelas Rizal. Di samping itu, sejumlah sudut jalur pedestrian akan dilengkapi dengan dekorasi pergola atau semacam gapura mini. Beberapa titik juga akan ditambah dengan lampu-lampu taman untuk menambah estetika. Belum lagi fasilitas bangku-bangku taman. Pengunjung dipastikan lebih leluasa dan nyaman untuk menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau RTH tersebut. Artikel Terkait
. 470 185 196 141 308 198 26 131
alun alun pasuruan malam hari